Peneliti UB Kembangkan Aplikasi ‘DETAK’ Bagi Penderita Jantung

Sedangkan pada pasien dengan keluhan yang mengarah pada kemungkinan kecil SKA akan diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat meskipun tanpa dokter jantung dan apabila keluhan pasien sama sekali tidak mengarah pada kegawatan, mereka tidak harus panik segera bertemu dokter.

Aplikasi yang dikembangkan oleh sekelompok peneliti yang tergabung dalam kelompok kajian kardiovaskular Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yang di ketuai oleh Prof. dr.Mohammad Saifur Rohman, Sp.JP (K),PhD ini mendapat penhargaan MURI.

Kelompok kajian yang telah memulai aktivitas sejak 2012 ini mempunyai serangkaian kegiatan di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat untuk membantu menyelesaikan masalah kardiovaskular.

Fasilitas yang ada pada aplikasi DETAK di antaranya mengarahkan pasien dengan keluhan nyeri dada pada fasilitas kesehatan yang tepat sesuai keluhan dan tingkat kegawatdaruratan.

Selain itu, ada pengingat alarm kesehatan untuk mengingatkan pasien berobat ke klinik jantung atau faskesn dan meminum obat sesuai jadwal guna meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien dengan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Folder berita yang beirisi informasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit jantung dan pembuluh darah.

Fasilitas kesehatan yang telah terdata pada Aplikasi Detak sampai saat ini meliputi wilayah Kota Malang, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.

Aplikasi ini terus dikembangkan dengan pendataan yang lebih lengkap dengan jangkauan fasilitas kesehatan se-Indonesia dengan meningkatkan kerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) di seluruh wilayah Indonesia, IDI, dan Dinas Kesehatan terkait. (Ant)

Lihat juga...