Pandemi Corona Penyedia Jasa Transportasi Wisata di Kudus, Bangkit
Deni, sopir angkutan wisata Sunan Kudus memiliki cara lain agar tetap mendapatkan pemasukan selama objek wisata ditutup dengan banting stir menjadi pengemudi ojek daring (dalam jaringan).
Meskipun pemasukannya tidak menentu, dia mengaku masih bersyukur bisa tetap bekerja sehingga setiap harinya masih bisa mendapatkan pemasukan.
“Selama masa pandemi, saya memang tidak menyerah dengan keadaan karena masih ada kesempatan kerja di bidang lain agar bisa mendapatkan pemasukan buat keluarga,” ujar Deni.
Teman sopir angkutan lainnya, kata dia, ada yang beralih profesi menjadi petani karena kebetulan memang memiliki areal persawahan.
Mulyono penarik becak wisata Sunan Kudus mengakui, selama penutupan objek wisata Sunan Kudus ia tetap beroperasi, namun mencari penumpangnya di jalanan umum sehingga dalam sehari hanya mendapatkan satu atau dua penumpang, bahkan beberapa kali tidak mendapatkan penumpang.
Pemasukannya sebelum masa pandemi, kata dia, lumayan besar karena dengan mengantarkan wisatawan berziarah ke Makam Sunan Kudus hingga delapan kali dalam sehari bisa mencapai Rp120 ribuan, sedangkan saat ini kondisinya berangsur pulih meskipun belum 100 persen. (Ant)