Membeli Bahan Bakar Nuklir Bukan Solusi Bagi Indonesia
Editor: Koko Triarko
“Tapi, nuklir ini kan sensitif. Sehingga setiap negara yang mulai memanfaatkan nuklir untuk energi harus memiliki cadangan nasional demi menjaga kedaulatannya. Karena masalah sedikit bisa menyebabkan embargo kepada negara tersebut. Jadi, kalau Indonesia mau mengembangkan nuklir, artinya harus memiliki cadangan sendiri untuk menjamin kedaulatan,” ungkapnya.
Dalam upaya pengadaannya, ia menyebutkan pemerintah melalui BATAN sudah melakukan eksplorasi mineral radioaktif sejak 1960an di daerah Pacitan, Lampung, Jambi, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya.
“Dan, yang masih berlangsung adalah eksplorasi thorium dan uranium pada batuan Alkalin di Mamuju Sulawesi Barat sejak 2013, dan eksplorasi uranium tipe batupasir di Melawi ,Kalimantan Barat sejak 2018,” urainya.
Dari begitu banyak eksplorasi yang dilakukan, didapatkan sembilan lokasi yang berpotensi sebagai sumberdaya uranium dan thorium dengan total secara berurutan 82.638 ton dan 143,234 ton.
“Sembilan titik itu adalah Sibolga, Bangka Belitung, Kalan, Kalimantan Barat, Ketapang Kalimantan Barat, Katingan Kalimantan Tengah, Mentawai dan Darab di Kalimantan Tengah, Kawat Area di Kalimantan Timur dan Mamuju di Sulawesi Barat,” ujarnya.
Data tersebut, menurutnya masih harus dievaluasi secara ekonomi dan berbagai teknis penambangan untuk bisa ditingkatkan sebagai cadangan, yang proses evaluasinya juga tidak sebentar.
“Inilah alasan mengapa sumber daya kita ini belum masuk dalam cadangan dunia, karena memang melakukan studi kelayakan penambangan,” tandasnya.
Peneliti Senior Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Djarot S Wisnubroto, menjelaskan cadangan uranium dan thorium sudah banyak ditampilkan oleh berbagai lembaga riset.