Kelezatan Soto Mi Bogor yang Menggugah Selera
Editor: Mahadeva
Pembelinya kebanyakan karyawan Puskesmas, dan masyarakat yang berobat. “Pertama jualan di 1995, satu porsi Rp4.000, kalau sekarang mah Rp15.000,” ujar pria kelahiran Bandung 65 tahun lalu tersebut.
Di 2019, Maman memindah usahanya ke Jalan Komboja Dalam, dengan menyewa ruko. Sedangkan istri dan anaknya tetap berjualan Soto Mi Bogor di samping Puskesmas tersebut. Maman menyebut, kuliner khas Bogor tersebut memiliki cita rasa yang unik. Semuanya karena perpaduan daging, mi kuning, risol, tomat dan kuah soto, yang diyakini membuat rasa dari Soto Mi menjadi nikmat untuk disantap. Kuah soto yang berwarna kemerahan, yang timbul dari campuran cabai merah di dalam bumbu rempah.
Untuk membuat bumbu, Maman memanfaatkan jahe, lengkuas, sereh, lada, bawang merah, bawang putih, merica, dan kemiri. Semua bahan diuleg hingga halus, kemudian ditumis sampai sedikit menguning dan mengeluarkan aroma sedap.
Setelah masak, angkat bumbu dan dimasukkan kedalam kuah kaldu sapi, yang kemudian dimasak hingga mendidih. Untuk daging, direbus hingga teksturnya lembut dan terasa tidak alot. Begitu juga kikil, harus direbus terlebih dahulu, agar bisa dinikmati. “Sehari jualan ngabisin daging 2,5 kilogram. sebelum Corona bisa lebih. Tetap harus bersyukur, pelanggan masih ada,” ujar ayah dari empat orang anak tersebut.
Soto Mi Bogor menurutnya, sangat cocok untuk disantap sebagai menu utama baik untuk makan pagi, siang atau malam. “Saya pukul 06.00 WIB, sudah buka. Karena banyak yang sarapan pagi di sini, menyantap Soto Mi Bogor ini,” tandasnya.
Andin Safira, salah satu pembeli mengaku, awalnya tidak suka kuliner Soto Mi Bogor. Namun setelah mencicipi, akhirnya malah ketagihan. “Pas nyobain, ternyata segar dan rasanya enak, jadi ketagihan beli. Menggugah selera makan,” ungkap Andini.