Hasil Tangkapan Ikan Nelayan di Perairan Lamsel Minim

Editor: Makmun Hidayat

Kondisi cuaca tidak bersahabat menurut Edi Setiawan berpotensi terjadi selama dua pekan. Mengisi waktu tidak melaut sebagian nelayan memilih melakukan perbaikan alat tangkap. Peralatan yang diperbaiki diantaranya lampu penerangan,mencuci keranjang penampung ikan,memperbaiki jaring dan juga mesin kapal.

“Pemasukan tidak ada selama cuaca buruk mengandalkan hasil penjualan tangkapan ikan sebelumnya,” terang Edi Setiawan.

Ahmad, salah satu nelayan bagan congkel bahkan mengaku memilih berutang pada bos pengepul ikan. Utang pada bos ikan sebutnya menjadi hal lumrah sebab hasil tangkapan saat melaut akan disetor pada bos pengepul ikan. Utang akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari menunggu kondisi cuaca membaik.

“Perbaikan perahu sudah jadi tanggungan pemilik sehingga kami hanya butuh uang untuk makan,” cetusnya.

Normalnya saat melaut Ahmad yang mengoperasikan perahu bagan congkel bisa mendapat ikan teri dan ikan pelagis lainnya. Jenis ikan teri yang diperoleh sebutnya bisa mencapai 500 kilogram. Sekali melaut ia bisa mendapatkan hasil Rp6juta hingga Rp8juta. Namun saat cuaca tidak bersahabat nelayan sama sekali tidak mendapat penghasilan.

Nasib lebih beruntung diakui Hasanudin salah satu nelayan tradisional. Nelayan di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa itu menangkap ikan dengan sistem jaring dan pancing rawe dasar. Jenis ikan teri jengki yang dijaring dan ikan tengkurungan bisa diperolehnya. Meski mendapat maksimal puluhan kilogram dalam sehari ia bisa mendapat ratusan ribu.

“Hasil tangkapan dijual istri meski cuaca tidak bersahabat saya melaut di sekitar teluk Way Muli yang aman dari gelombang tinggi,” cetusnya.

Lihat juga...