Dikti Lebih Berhasil dalam PJJ Dibandingkan Dikdasmen
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Pernyataan bahwa Pendidikan Tinggi (Dikti) lebih berhasil menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dibandingkan Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) bukannya tak beralasan. Kesiapan para mahasiswa dan lembaga pendidikan sejak awal atas program ini menjadi titik penting pencatatan keberhasilan pelaksanaan PJJ. Meskipun bukan berarti PJJ di dunia pendidikan tinggi juga tidak mengalami kendala. Tetap saja kendala itu muncul dan butuh diselesaikan dalam waktu cepat untuk menjamin keberhasilan adaptasi pendidikan di masa pandemi.
Dosen Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya Jakarta, Christ Billy Aryanto, MA, MSI menyatakan, saat awal pelaksanaan PJJ di Pendidikan Tinggi (Dikti) 60 persen dari 193 mahasiswa yang berasal dari 30 provinsi menyatakan siap untuk menjalankan PJJ.

“Tapi mengalami kendala saat pelaksanaannya. Yang disebabkan oleh efikasi diri dalam menjalani proses belajar secara mandiri dan masalah akses teknologi dari sisi mahasiswa,” kata Christ Billy saat talk show online, Kamis (12/11/2020).
Dan dari sisi dosen, kendalanya juga disebabkan oleh efikasi diri dan kurangnya kompetensi.
“Dosen harus mempersiapkan program pengajaran yang sesuai dengan PJJ, nah ini terhalangi oleh kurangnya keterampilan teknis dalam memproduksi konten. Dan harus beradaptasi dengan budaya daring. Semua ini menjadi sumber stres baru bagi dosen,” ucapnya.
Tapi mengenai kesiapan instansi, Christ Billy menegaskan bahwa masing-masing universitas sebenarnya sudah siap. Karena sudah memiliki direktorat untuk melatih penggunaan e-learning.