Puskesmas Ketapang Gencarkan PSN Cegah DBD
Editor: Koko Triarko
Memaksimalkan aplikasi WhatsApp dan telepon, bisa dilakukan jumantik untuk memantau setiap rumah. Jumantik tidak perlu berkeliling melakukan proses pemeriksaan epidemologis (PE). Sebab, selama pandemi Covid-19 warga diminta meminimalisir kontak langsung dengan orang lain. Pemantauan bisa dikomunikasikan dengan pemilik rumah.
“Sosialisasi, pengiriman foto kondisi bak mandi upaya penerapan PHBS bisa dilakukan dengan media komunikasi,” papar Samsu Rizal.
Jenis nyamuk pembawa virus DBD, sebutnya, berciri memiliki ukuran tubuh kecil, bewarna hitam dengan garis putih.
Selain melalukan PSN, masyarakat juga saat musim penghujan bisa meninimalisir nyamuk DBD dengan pemasangan strimin pada pintu dan jendela. Penggunaan kelambu pada wilayah yang potensial penyebaran DBD, telah dilakukan dengan pembagian kelambu khusus antinyamuk.
Tindakan pengasapan atau fogging, akan dilakukan di wilayah yang telah terindikasi terkena penyakit DBD. Langkah pengasapan hanya berfungsi membunuh nyamuk dewasa. Namun, pencegahan jentik nyamuk agar tidak berkembang bisa dilakukan untuk meminimalisir penyebaran DBD. Kesadaran warga membersihkan genangan air terus digencarkan melalui Jumat Bersih.
“Tanggung jawab untuk pencegahan DBD harus dilakukan terintegrasi dengan masyarakat, unsur dinas kesehatan dan desa,” paparnya.
Sobri, warga Desa Legundi, Kecamatan Ketapang, menyebut bak mandi di luar ruangan berpotensi menjadi sarang nyamuk. Namun ia memilih memelihara ikan nila dan cupang, agar memakan jentik nyamuk. Langkah pencegahan secara alami akan menjadikan bak mandi bersih dari nyamuk sumber penyakit DBD.
“Penghujan juga potensi genangan akan terjadi pada sampah botol, gelas plastik yang dibuang sembarangan, sehingga harus dibersihkan,” ungkapnya.