Penjual Minyak Tanah Keliling, Bertahan di Tengah Sepi Pembeli
Editor: Makmun Hidayat
Meski penghasilan tidak menentu, dirinya mengaku tetap akan berjualan minyak tanah hingga dirinya tidak kuat lagi mendorong gerobak. Asal tahu saja, jika dalam kondisi penuh lima jerigen yang dibawanya, mampu mengangkut sekitar 100 liter minyak tanah.
“Ya tetap saya syukuri saja, sedapatnya berapa. Cukup tidak cukup, saya bisanya hanya berdagang ini. Jadi ya bagaimana lagi,” tambahnya.
Sebagian besar pelanggan adalah kalangan pedagang kecil, baik yang mangkal maupun berkeliling. “Biasanya yang beli minyak tanah, para ibu rumah tangga atau pedagang yang perlu minyak tanah buat bahan bakar. Misalnya buat bakar arang atau lainnya,” terangnya.
Sementara, salah seorang pembeli minyak tanah, Sunarti, mengaku membutuhkan minyak tanah untuk membakar sampah serta bahan bakar untuk pawon atau tungku kayu.
“Kalau bakar sampah tidak diberi minyak tanah, apinya sering mati tertiup angin, jadi biar cepat diberi minyak tanah. Selain itu, saya juga terkadang masih pakai pawon. Buat bakar kayu pawon, pertamanya pakai minyak tanah,” terangnya.
Diakuinya harga minyak tanah yang mahal, ,membuatnya beralih ke penggunaan LPG, meski demikian dirinya tetap berharap jenis BBM tersebut tetap ada.
“Kalau bakar sampah pakai bensin, tidak berani karena apinya terlalu besar. Jadi pengennya tetap pakai minyak tanah. Biasanya beli dua liter, ini cukup buat sebulan, kalau hanya untuk bakar sampah,” pungkasnya.