Pandemi Corona Permintaan Lele di Bali, Meningkat

Mendengarkan aspirasi dari sejumlah warga itu, anggota DPD Dapil Bali Made Mangku Pastika mengatakan kebutuhan lele di Bali memang cukup tinggi, tidak saja saat pandemi COVID-19 saat ini.

“Dulu waktu saya masih menjabat Gubernur Bali, kebutuhan lele di Bali perhari berkisar dari 6-12 ton perhari. Sedangkan hasil di Bali saat itu hanya 2,5 ton. Meskipun kebutuhan tinggi, tetapi memang masyarakat tidak melirik karena mereka fokus di sektor pariwisata,” ucapnya.

Namun, dengan pandemi ini, banyak orang yang pintar pertanian, pintar teknologi dan marketing yang pulang kampung. “Mudah-mudahan mereka-mereka ini tidak saja bisa bisa mendorong peningkatan kualitas produksi, sekaligus harus bagus dari sisi distribusi dan pemasarannya,” ujar anggota Komite 2 DPD RI itu.

Pastika sangat mengapresiasi masyarakat Bali yang mau menekuni usaha pengembangbiakan lele karena memang dari sisi kebutuhan cukup tinggi. Sebelumnya memang untuk pemasaran lele di Bali sempat ada kendala karena ada oknum di Dinas Perikanan dan Kelautan yang menjadi semacam kartel dan memonopoli.

Dalam kesempatan tersebut, dia juga mengajak masyarakat Bali untuk bersatu padu dalam berusaha, saling membantu dan memberikan informasi. Di samping yang tidak kalah penting memanfaatkan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan.

Dalam penyerapan aspirasi itu juga mengemuka pernyataan peningkatan belut dari Wayan Supreni, kemudian Sugianto menyampaikan lonjakan permintaan kolam ikan berbahan terpal, hingga Nyoman Heri yang mengharapkan bantuan di sektor pertanian di Bali harusnya berkelanjutan dan tidak sekadar pencitraan, serta sejumlah aspirasi lainnya. (Ant)

Lihat juga...