Sistem Belajar Jarak Jauh Berdampak pada Usaha Kontrakan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Sistem belajar jarak jauh diakuinya berdampak pada sektor usaha kontrakan. Investasi jangka panjang tersebut menurutnya semula dilunasi dengan uang sewa. Namun imbas tidak ada pemasukan dari penyewa ia harus mengalokasikan dana dari sumber lain. Selain biaya kredit bulanan, listrik, air dan pemeliharaan harus rutin dikeluarkan.
“Sebelumnya biaya listrik, air ditanggung penyewa namun kini kembali harus saya bayar. Sementara relaksasi kredit ke bank tidak disetujui,” paparnya.
Biaya pemeliharaan aset kontrakan menurutnya tetap stabil bahkan cenderung meningkat. Pasalnya ada sejumlah kerusakan yang harus diperbaiki berupa genteng bocor, kanopi. Sejumlah perbaikan atau rehab bahkan telah dilakukan untuk menjaga kualitas bangunan.
Ia berharap pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga aktivitas perkuliahan mahasiswa segera berjalan normal.
Mujiono, tukang kayu dan bangunan yang melakukan proses rehab menyebut selama Covid-19 sejumlah bangunan rumah direhab. Rumah yang sebagian dikontrakkan di perumahan Indah Sejahtera 4 mulai direhab pada sejumlah kamar dan kusen pintu. Selama mahasiswa belum melakukan aktivitas perkuliahan ia mendapat order dari pemilik kontrakan.

“Pemilik kontrakan kerap minta diganti kanopi untuk garasi mobil, mengganti kusen pintu dan keramik yang pecah,” terangnya.
Perbaikan pada bangunan rumah yang dikontrakkan menurutnya kerap dilakukan setahun sekali. Usai perbaikan pemilik kerap akan menawarkan rumah untuk dikontrakkan kepada mahasiswa. Peminat akan melakukan penawaran harga sewa pada rumah yang akan dikontrakkan. Sebagai tukang bangunan ia juga kerap menawarkan rumah yang akan dikontrakkan.