Nasgor Dimasak dengan Tungku Arang, Menambah Cita Rasa
Editor: Makmun Hidayat

Diakuinya, dengan cara digoreng dengan bahan bakar arang, menambah cita rasa dari nasi goreng yang dihasilkan. “Ya kalau kita bilang, mambu sangit kayu (bau asap kayu-red), jadi terasa lebih enak,” tandasnya.
Alasan kedua, pembeli juga bisa menikmati sate puritan sebagai teman makan nasi goreng. Sate puritan ini, dibuat dari bakalan telur yang masih ada didalam perut ayam.
“Di tempat lain tidak ada, paling adanya sate usus atau sate ayam, sebagai teman makan nasi goreng. Kalau disini, pakai sate uritan. Sebelumnya, sate diberi kecap manis, baru dibakar. Rasanya enak,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan Reni, pembeli lainnya. Selain dari rasa, nasi Nasi Goreng Pak Pardi, juga dikenal dengan sate puritan.
“Saya kesini karena juga mau beli sate puritan, buat dimakan bareng nasi goreng babat. Berbeda dengan sate puritan buat soto, yang dimasak dengan kuah, sate puritan nasi goreng justru dibakar. Sama-sama enak sih kalau menurut saya,” papar mahasiswa Undip tersebut.
Dijelaskan, dari segi harga juga tidak terlalu mahal. Bisa disebut harga mahasiswa, hal ini disesuaikan dengan rata-rata konsumen yang dari kalangan mahasiswa. “Harga masih wajar, untuk seporsi nasi goreng babat Rp 15 ribu, sedangkan nasi goreng ayam plus telur Rp 13 ribu. Sedangkan untuk sate puritan Rp 5 ribu per tusuk. Jadi sesuai lah,” tandasnya.
Sementara, Pardi, pemilik sekaligus pedagang nasi goreng mengaku sudah puluhan tahun berdagang nasi goreng di kawasan Undip Tembalang. Dulu sempat berpindah-pindah tempat, sebelum kemudian menyewa tempat di lokasi tersebut.