Mendulang Asa Bersama Onde-Onde Ketawa
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Ada yang mengadu nasib ke kota besar, ada pula kaum ibu yang berangkat menjadi buruh migran. Sisanya 10 persen penduduk mengais rezeki dengan berdagang, namun berdagangnya juga sekedarnya karena keterbatasan modal serta kurangnya inovasi dalam produksi maupun pemasaran.
Ada usaha yang mempunyai prospek bagus yaitu ternak jangkrik, namun kurang maksimal dalam pengelolaannya, sehingga hasilnya juga hanya sekedarnya saja. Kemudian kolam-kolam ikan milik warga banyak yang dibiarkan terbengkelai karena sulitnya akses air dan keterbatasan modal. Hasil pertanian juga tidak maksimal, karena petani menggunakan bibit yang murah tanpa memperhitungkan kualitas hasil panen.
“Saya memberanikan diri untuk mendatangi Pertamina dengan membawa proposal. Banyak yang saya ajukan, mulai dari program bantuan untuk menghidupkan lagi kelompok tani hingga bantuan untuk pedagang,” cerita Bustanul.
Langkah sang kades ini membuahkan hasil, Pertamina memberikan respon positif dan langsung menerjunkan tim untuk melihat kondisi Desa Mernek. Setelah melakukan pemetaan unit-unit usaha yang memungkinkan untuk dikembangkan, Pertamina menggelontorkan dana bantuan pertama sebesar Rp 200 juta. Dana tersebut tidak langsung untuk membantu usaha warga, namun dipergunakan untuk penyadaran masyarakat, terutama mengubah mindset warga.
“Jadi pada awal keterlibatan Pertamina di desa kami, mulai banyak dilakukan sosialisasi dan pelatihan. Yang menjadi fokus utama adalah membangun kesadaran warga untuk peduli dengan lingkungan sekitar rumahnya. Mereka dimotivasi untuk memanfaatkan lahan pekarangan dengan tanaman yang produktif dan bisa menunjang kebutuhan hidup. Motivasi tersebut menjadi pemantik terbangunnya kesadaran warga untuk memperbaiki kondisi ekonomi dengan menggarap potensi-potensi yang ada di sekitar mereka,” terangnya.