Mendulang Asa Bersama Onde-Onde Ketawa

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Pihak Pertamina melakukan pendampingan mulai dari pelatihan, bantuan usaha, pengelolan administrasi hingga pemasaran. Untuk pemasaran dibuat program Sang Kurir, dimana Pertamina menyediakan gerobak untuk para sales.

“Sistem pemasaran kita jual-putus dan dari laporan para Sang Kurir atau sales, semua produk yang dibeli dari kita, baik onde-onde ketawa maupun sumpia ikan salmon selalu habis terjual, artinya produk kita bisa diterima di pasaran,” tuturnya.

Sumpia ikan salmon sendiri baru mulai diproduksi sekitar dua bulan terakhir, dengan memanfaatkan ikan salmon Cilacap yang melimpah. Ikan salmon tersebut dibuat abon sebagai isi sumpia. Harga sumpia Rp 12.000 per 100 gram, sedangkan untuk onde-onde ketawa ada beberapa jenis kemasan, mulai dari 150 gram dengan harga Rp 6.000, 300 gram seharga Rp 12.000 dan 1 kilogram dengan harga Rp 35.000.

Dua produk BUMDes Ngudi Rahayu, Desa Mernek, sumpia ikan salmon dan onde-onde ketawa yang sudah diterima pasar, Jumat (11/9/2020). Foto: Hermiana E. Effendi

Dari penjualan onde-onde ketawa ini, tak hanya para karyawan dan pengurus BUMDes yang menikmatinya, namun juga menyumbang PAD ke desa sebesar Rp 1 juta.

Desa Mernek merupakan desa yang terbilang sangat beruntung menjadi binaan Pertamina MOR IV wilayah Jateng dan DIY. Manajer Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Maos, Al Fakhri mengatakan, total dana CSR yang sudah digelontorkan untuk desa tersebut mencapai Rp 1 miliar. Dan ke depan sudah dipersiapkan dana sebesar Rp 650 juta untuk pengembangan berbagai usaha di Mernek.

Keberuntungan Desa Mernek ini tak lepas dari tangan dingin Kades Mernek, Bustanul Arifin. Kades yang visioner ini bertutur, awal menjabat sebagai kades, ia merasa sangat prihatin dengan kondisi warga Desa Mernek. Dimana dari jumlah penduduk sebanyak 6.700 orang, 60 persen hanya bekerja sebagai buruh tani, 30 persen warga usia produktif merantau untuk mencari penghasilan yang lebih baik.

Lihat juga...