Keterbatasan Fisik, Tak Membuat Rosy Patah Semangat

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

SEMARANG — Rosy Rischa Adam dengan seksama mendengarkan suara, yang dipaparkan petugas panitia seleksi kemampuan bidang (SKB) CPNS di kampus Udinus Semarang, Jumat (18/9/2020). Di hadapannya, sebuah laptop menampilkan beragam soal SKB, yang menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT).

Sesekali dirinya meminta soal dibacakan kembali, untuk lebih memahami pertanyaan yang terkandung di dalamnya. Ketika sudah yakin, dirinya pun dengan cepat menjawab soal-soal tersebut.

Bukan tanpa sebab, peserta SKB CPNS dari Kota Semarang ini, mendapat bantuan membacakan soal. Rosy, menjadi salah satu dari beberapa peserta difabel, yang berkesempatan untuk mengikuti seleksi tersebut.

“Saya difabel low vision. Disebabkan penyakit retinitis pigmentosa, sehingga mengalami kelainan pada retina, gangguan pengelihatan. Kalau malam hari, tidak bisa melihat,” paparnya.

Penyakit mata turunan langka tersebut yang bersifat degeneratif , yang berakibat ketidakmampuan mata menangkap cahaya, sehingga penglihatan mengalami penurunan. Termasuk kehilangan pengelihatan samping (tunnel vision), sehingga tidak bisa membaca dengan ukuran huruf kecil dan normal.

Meski demikian, keterbatasan fisik tersebut tidak membuatnya patah semangat. Dirinya tetap berjuang, untuk mencapai cita-citanya sebagai ASN.

“Pertama kali ikut seleksi tahun 2013, karena lokasi seleksi di Yogyakarta, saya tidak jadi berangkat. Baru kemudian 2014, kesempatan datang lagi. Meski lokasi juga di Yogyakarta, tapi karena ada teman yang kesana, saya bisa ikut barengan,” jelasnya.

Sayang meski sudah sampai tahap CAT, dirinya tidak lolos tahap selanjutnya. Dua kali kesempatan namun tidak berhasil, sempat membuatnya patah semangat. Namun, kesempatan tersebut datang lagi pada 2020.

Lihat juga...