Situasi Pandemi, Pilkada Kebumen Minim Calon
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
PURWOKERTO — Kondisi pandemi Covid-19 membuat gelaran pilkada di beberapa daerah minim calon. Hal tersebut disebabkan, situasi pandemi yang membuat ruang gerak pasangan calon tidak leluasa.
Dosen sekaligus pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Ahmad Sabiq mengatakan, kondisi tersebut sebenarnya kurang menguntungkan baik bagi pasangan calon maupun pemilih. Sebab, masyarakat juga tidak mendapatkan pilihan banyak untuk menentukan calon pemimpinnya.
Ahmad Sabiq mencontohkan, dalam Pilkada Kabupaten Kebumen hanya ada satu pasangan calon yang berasal dari incumbent, yaitu yang saat ini masih menjabat sebagai wakil bupati. Munculnya calon tunggal ini disebabkan beberapa faktor. Antara lain incumbent sudah maju dengan dukungan beberapa partai besar dan situasi pandemi yang membuat ruang gerak terbatas, kecuali incumbent yang masih leluasa bergerak karena jabatan yang masih disandangnya.
“Saya yakin Kabupaten Kebumen tidak minim kader untuk maju sebagai calon bupati. Namun, kompetitor cenderung berpikir rasional. Dimana incumben maju dengan dukungan partai besar dan situasi pandemi,” terangnya, Jumat (18/9/2020)
.Bagi incumben tidak menjadi persoalan yang berarti, karena masih leluasa bergerak, misalnya dengan memberikan bantuan untuk terdampak Covid-19 yang menjadi program pemerintah dan lainnya. Namun, bagi kompetitor yang notabene bukan pejabat, ruang gerak menjadi lebih sempit.
Sehingga kompetitor akan berpikir rasional dan enggan untuk buang-buang energi. Karena dari proses awal, untuk meraih kemenangan sudah dipetakan cukup sulit.
“Jadi buat apa buang energi kalau hanya untuk kalah dalam pertarungan,” tuturnya.