Akses Buku Bacaan Jadi Harapan Anak Pesisir dan Pulau
Editor: Makmun Hidayat
Berangkat dari rumahnya di Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Ardy Yanto rutin mengunjungi anak-anak pesisir. Sejumlah dusun yang kerap dikunjungi telah hapal dengan motor merah bernomor polisi B 3587 PFQ. Membawa tas besar di kanan dan kiri jok berbagai jenis buku bacaan selalu dibawa. Menggelar plastik sebagai alas untuk membaca ia kerap memakai fasilitas yang ada di tempat yang dikunjungi.
Mengunjungi anak-anak di Pantai Desa Kunjir, tempat membaca anak-anak kerap di perahu yang disandarkan. Membaca buku di tepi pantai saat waktu luang bermain menjadi pengingat anak-anak untuk tidak lupa membaca buku. Masa belajar jarak jauh yang masih berlangsung hingga 31 September membuat waktu anak banyak di rumah.
“Selain belajar secara daring anak-anak diberi pilihan untuk membaca buku,” terangnya.
Anisah, salah satu anak usia SD di pesisir Desa Kunjir menyebut buku bacaan bergambar disukainya. Meski pegiat literasi motor perahu pustaka datang sepekan sekali namun ia bisa membaca sejumlah buku. Kebutuhan buku bacaan menurutnya bisa dipenuhi dengan adanya pegiat literasi yang rutin berkeliling.
“Buku dongeng yang singkat dengan gambar menarik memudahkan saya cepat memahami cerita yang telah dibaca,” cetusnya.
Ardy Yanto yang melakukan kegiatan literasi di Pulau Sebesi sekaligus membawa donasi dari pegiat literasi lain. Donasi berupa buku, hand sanitizer menjadi bentuk kepedulian pentingnya akses buku bacaan dan sarana menjaga kesehatan. Peralihan sistem belajar berbasis internet sekaligus menggeser minat akan buku fisik. Namun bagi wilayah pedesaan pesisir buku bacaan fisik tetap masih diminati bagi anak-anak.