Selama Pandemi, Endek Bali Tetap Digemari Anak Muda

Pemilik usaha kain endek sedang mengecek daftar koleksi kain endek,yang bertempat di Jalan Raya Besang, Klungkung, Bali, Senin (10/8/2020) – Foto Ant

Selain itu, penggemar kain endek juga berasal dari berbagai kalangan, salah satunya generasi muda. Menurutnya, generasi muda memegang kunci utama dalam upaya melestarikan endek dan mampu menunjukkan kreativitas dalam pengolahan kain endek. “Kita sebagai generasi muda Bali harus menjaga dan melestarikan warisan budaya yang kita miliki. Sangat penting bagi kita untuk mencintai warisan ini. Karena kain endek adalah milik kita, kita yang memakainya, dan kita yang bangga dengan warisan budaya yang kita miliki ini,” tandas Athalia.

Yang membedakan endek Bali dengan endek lainnya itu terletak pada motifnya. Motif endek Bali memiliki hasil tenunan yang berbeda dengan hasil tulisan lainnya. “Motif dengan teknik tulis akan jelas detailnya, bahkan titik kecilpun bisa dibuat. Tapi untuk endek, detailnya terbatas, dan bahkan garisnya terlihat kurang sempurna. Di beberapa kain endek motifnya juga memakai ciri khas Bali ya seperti contohnya wayang Bali, bunga jepun dan lainnya,” kata Lady Athalia.

Saat pandemi COVID-19, pesona endek sebenarnya masih digemari. Tetapi kendalanya di kondisi ekonomi. Sebagian orang tentu akan menghemat demi bertahan hidup. Ketika endek digunakan untuk pembuatan masker dan aksesoris lainnya, malah saat ini lumayan digemari berbagai kalangan.

Sebelumnya, dari kalangan pegawai kantor sangat menggemari kain endek, baik sebagai seragam kantor, kebaya Bali, sedangkan bagi kalangan anak muda, kain endek Bali bisa diubah menjadi pakaian yang trendi dan tidak kuno. Kondisi pandemi ini, juga mempengaruhi produktivitas pemasaran endek.  Salah satu pengusaha endek di Kabupaten Klungkung, Bali, Ketut Sriani mengatakan, selama tiga bulan sejak Maret sampai Mei 2020 terjadi penurunan permintaan secara drastis hingga 100 persen. “Biasanya tuh nyari endek dipakai kado, suvenir dan seragaman. Anak-anak muda juga gemar menggunakan endek yang dipadukan menjadi kebaya dan untuk wisuda,” kata Ketut Sriani.

Lihat juga...