Selama Pandemi, Endek Bali Tetap Digemari Anak Muda

Pemilik usaha kain endek sedang mengecek daftar koleksi kain endek,yang bertempat di Jalan Raya Besang, Klungkung, Bali, Senin (10/8/2020) – Foto Ant

Sriani menyediakan produksi kain endek rumahan yang dikerjakan oleh 70 orang pekerja. Namun semenjak COVID-19 sebanyak 67 orang terpaksa dirumahkan, dan saat ini hanya memperkerjakan tiga orang. “Pekerjanya diberhentikan sejenak dulu karena saya tidak bisa bayar ongkos, tidak bisa beli bahan lagi, dan tidak bisa muter kain atau tidak jalan, begitu jadinya,” ucapnya.

Ketut Sriani mulai merintis produksi kain endek tersebut sejak tahun 2000 hingga saat ini. Berbagai kain endek sudah diproduksi, mulai dari jenis tenun ikat bahan sutra, berbahan dasar csm, dengan motif polos, dan dobel ikat. Pemasaran endek dilakukan hingga ke wilayah Jakarta dan beberapa Kabupaten dan kota di Bali. Pemasaran menyasar anak-anak muda dan pegawai kantor.​​​​​​​

Sebelum COVID-19, penjualan kain endek mencapai 200 potong kain setiap bulannya. Sedangkan tiga bulan terakhir di 2020 ini, hanya ada 10 potong kain endek yang laku terjual. “Semenjak adaptasi normal baru ini, sudah ada permintaan seragam berbahan dasar endek dari sekolah-sekolah dari Kabupaten Karangasem, Bangli yang rutin setiap tahun,” jelasnya.

Selama pandemi COVID-19, sebenarnya tidak mempengaruhi daya tarik penggunaan kain endek di Bali secara signifikan. Hanya saja perubahannya terjadi pada kuantitas produksi kain endek. ​​​​​​​Permintaan kain endek dengan beragam kreasi menjadi daya tarik tertentu dalam dunia fashion kekinian. Sehingga para pengusaha dituntut kreatif dalam mengolah produksi kain endek itu. (Ant)

Lihat juga...