Peluang Bisnis Pakan Burung, Bermula dari Hobi Membawa Rejeki

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Omzet penjualan menurutnya menyesuaikan volume pakan yang dijual serta jenis barang lain. Sebab penjualan pakan dilakukan dengan sistem eceran, kemasan hingga sak atau karung.

Per kilogram pakan pelet ikan dijual dengan ukuran minus 1 hingga P 1000 mulai harga Rp10.000 hingga Rp15.000. Sementara jenis pur burung dan ayam dijual mulai harga Rp6.000 hingga Rp15.000. Berbagai jenis obat-obatan dijual mulai Rp20.000 hingga Rp50.000, kandang ayam dan sangkar burung dijual mulai Rp25.000 hingga Rp300.000.

“Kalau omzet harian dirata-rata mencapai satu hingga dua juta, namun selama pandemi Covid-19 justru bisa tembus hingga tiga juta,” cetusnya.

Faktor peningkatan omzet penjualan dipengaruhi tren hobi kicau mania yang meningkat dan ikan hias. Selain itu ketahanan pangan masyarakat dengan tren budidaya ikan lele dalam ember, kolam terpal berimbas kebutuhan pakan meningkat.

Kegiatan warga yang lebih banyak di rumah untuk mengurus burung, ayam, ikan hias dan ikan konsumsi mendongkrak kebutuhan pakan.

“Toko sekaligus menjadi ajang bertemunya para pehobi burung dan ikan, tukar pengalaman dan ilmu sembari membeli kebutuhan pakan,” papar Samino.

Sebagai pehobi burung Samino menyebut bisa ikut berbagi dengan pehobi lain. Kebutuhan kandang sesuai jenis burung dari bahan kayu, bambu hingga besi harus dikuasai.

Sebab pemilihan kandang tepat akan menjadi peluang untuk pehobi sekaligus berbisnis. Peluang tersebut dilakukan dengan membuat tempat penangkaran murai, kacer dan lover bird serta ayam bangkok.

Usaha berjualan pakan disebut Samino menjadi mata rantai usaha lain. Sebab perputaran bisnis pakan mendukung para penangkar burung, pembudidaya ikan hias dan ikan konsumsi.

Lihat juga...