Mengoptimalkan Kawasan Pesisir Selatan sebagai Sentra Sapi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Sedangkan wilayah bagian utara meliputi Kecamatan Koto XI Tarusan, Bayang, Bayang Utara dan IV Jurai digulirkan program pengembangan ternak unggul dan beragam yaitu sapi bali, sapi brahman, sapi simental serta unggas. Selanjutnya, pengembangan daerah pemeliharaan itik bayang dan membentuk penangkar serta pemilihan antara hasil produksi telur itik untuk konsumsi maupun bibit.

“Untuk telur ini, penangkaran pasca panen telur itik untuk konsumsi lebih diarahkan untuk kuliner, spesifik lokasi telur asin yang sasarannya lokasi wisata. Sehingga masyarakat akan terus produktif,” sebut dia.

Menurutnya untuk memaksimalkan hal tersebut, perlu juga  mengoptimalkan pemanfaatan dana desa ke arah pemberdayaan bidang peternakan, sesuai aturan yang berlaku. Sedangkan investasi berupa aset sarana dan prasarana penunjang kegiatan peternakan serta SDM peternak maupun pedagang ternak.

Dikatakannya, program peternakan dekat dengan keluarga mempunyai nilai positif bagi masyarakat dan juga peternak sapi. Ke depan program itu akan terus dikembangkan.

“Terkait hal itu, maka diharapkan semua pihak memberikan dukungan penuh, sehingga program itu betul-betul berdampak terhadap ekonomi masyarakat,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Pesisir Selatan, Efrianto, mengatakan, dengan begitu besarnya peluang peternakan sapi di Pesisir Selatan, maka pemerintah akan terus berupaya dimana setiap kecamatan bisa dijadikan sentra sapi.

Sepertinya halnya di Kecamatan Sutera bisa dikatakan berpotensi untuk dijadikan sebagai sentra ternak sapi potong di daerah itu. Penetapan Kecamatan Sutera sebagai sentra sapi potong sebagaimana saat ini, memang didasari oleh besarnya potensi pengembangan yang bisa dilakukan oleh masyarakat.

Lihat juga...