Inisiator Ungkap Strategi Sukses Bangun Kampung Wisata
Editor: Koko Triarko
“Padahal, yang bisa mengubah wajah sebuah kampung adalah warga itu sendiri, bukan pak lurah, pak camat maupun pak wali. Jadi, sebuah kampung mau menjadi seperti apa itu seratus persen tergantung dari warga itu sendiri,” ungkapnya.
Strategi berikutnya adalah rekontruksi kampung. Sebelum membangun kampung wisata, harus dimulai dari diri sendiri dan mulai dari yang paling gampang. Jangan juga sekali-sekali membangun kampung dengan mengandalkan anggaran dari pemerintah, karena nanti justru akan terjebak dengan yang dinamakan membangun, tapi mematikan kekuatan.
“Jadi, mari kita bangun kampung dari dana nol rupiah. Kuncinya mulailah dari diri sendiri, mulailah dari yang gampang, kerjakan,” sebutnya.
Lebih lanjut disampaikan Bambang, kemampuan orang kampung pasti terbatas, sehingga diperlukan konsultasi ke berbagai elemen untuk membantu memecahkan permasalahan. Apalagi, di Malang memiliki banyak sekali perguruan tinggi yang bisa dijadikan tempat untuk mengkonsultasikan permasalahan yang ada di kampung. Kemudian yang tidak kalah penting adalah branding kampung, karena semua kampung harus punya branding yang khas dan unik.
“Kalau branding kampung warna-warni sudah ada di Jodipan, jangan ditiru lagi di kampung lainnya, karena tidak akan laku. Branding itu harus khas, unik dan jangan ikut-ikutan,” tegasnya.
Berikutnya adalah peningkatan kapasitas kemampuan warga dengan mengetahui potensi dari masing-masing warga.
“Kalau ada yang pandai menari, perlu difasilitasi pelatihan tari menari. Ada yang ingin ikut pelatihan pengolahan makanan, ya kita ikutkan. Maka, di sinilah peranan pemerintah kota untuk meningkatkan kapasitas warganya,” terangnya.