Inisiator Ungkap Strategi Sukses Bangun Kampung Wisata

Editor: Koko Triarko

Ia mengatakan lagi, semua kampung wisata juga harus ada edukasi yang menyenangkan, ketika ada wisatawan yang berkunjung bisa mendapatkan ilmu sepulang dari sana.

Selesai melewati tahapan-tahapan tersebut, membangun kampung harus bisa masuk ke tahap-tahap komersialisasi. Sebab, tidak mungkin membangun kampung hanya mengandalkan dari iuran warga. Maka, ketika ada tamu yang datang ke kampung wisata semua harus berbayar.

“Hanya saja ketika sebuah kampung sudah masuk ke tahapan ini, harus hati-hati. karena suara warga di kampung sudah mulai ada yang negatif,” tuturnya.

Berikutnya, katanya,m harus terpublikasikan, seperti apa sih wajah kampung wisata sekarang ini. Sebab itu, semua warga kampung harus  bisa menjadi ‘wartawan’ kampung, melalui handphone mereka masing-masing untuk mempublikasikan informasi tentang kampungnya masing-masing.

“Terakhir harus ada kepemimpinan dan pemimpin yang kuat dan tegas untuk membuat kebijakan-kebijakan di kampung tersebut,” jelasnya.

Sementara itu, ketua Pokdarwis kota Malang, Isa Wahyudi (Ki Demang) menyebutkan, dalam acara yang digagas Dinas Kepemudaan Olah Raga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang tersebut, dihadiri oleh perwakilan 20 kampung tematik yang sudah berpokdarwis dan 20 kampung tematik rintisan.

Menurutnya, ketika di kota Malang tidak memiliki destinasi wisata alam atau buatan yang besar seperti kota Batu, kampung-kampung wisata tematik inilah yang menjadi ujung tombak wisata di kota Malang.

“Kampung wisata di kota Malang ini sebenarnya ada dua ciri khas, yaitu wisata edukasi dan wisata produksi,” ucapnya.

Menurutnya, pelatihan-pelatihan semacam ini sangat dibutuhkan untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana mengembangkan kampung wisata.

Lihat juga...