Peneliti: Indonesia Siap Masuki Era Nuklir

Editor: Koko Triarko

Untuk menjawabnya, ia menyatakan BATAN sudah melakukan beberapa studi kelayakan pada beberapa daerah di Indonesia, untuk memastikan wilayah mana yang memungkinkan untuk membangun PLTN secara aman.

“Dari data tersebut, kita bisa melihat walaupun Indonesia termasuk wilayah dengan potensi gempa tinggi, tapi tetap ada daerah yang memiliki potensi gempa yang rendah. Bukan tidak ada ya, tapi rendah jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. Yaitu, di Kalimantan dan Bangka Belitung,” paparnya.

Data juga akan menjawab, stigma negatif terkait potensi kematian maupun isu harga mahal dari pengembangan nuklir sebagai penyedia listrik.

“Untuk sumber daya manusia, Indonesia sudah banyak memiliki para ahli lulusan pendidikan tinggi dalam negeri, yang memiliki kompetensi untuk menjalankan pembangunan maupun pengoperasian PLTN, yang pastinya memiliki standar keselamatan yang tinggi,” paparnya lebih lanjut.

Dari segi ketersediaan bahan baku Uranium sebagai bahan bakar reaktor nuklir, dinyatakan Djarot Indonesia memiliki potensi Uranium sebesar 81,1 ribu ton yang tersebar di Kalimantan Barat, Bangka Belitung dan Sulawesi Barat dan potensi Thorium sebanyak 3-4 kali dari Uranium.

“Tapi, ini baru potensi. Masih membutuhkan eksplorasi dan diukur lagi. Tapi, karena belum ada peraturan perundangan tentang eksploitasi bahan nuklir secara komersial, maka investor belum dapat masuk. Dan, yang perlu diingat juga adalah Uranium bukan bahan bakar habis pakai, sehingga jika diperbolehkan, maka bisa didaur ulang dari sisa bahan uranium impor. Sementara untuk Thorium, masih membutuhkan 30 tahun lagi untuk bisa dimanfaatkan secara komersial,” ujarnya.

Lihat juga...