Pelaku Usaha Perikanan Terdampak Menurunnya Daya Beli Masyarakat

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Pelaku usaha sektor perikanan keluhkan menurunnya daya beli masyarakat.

Maman, pedagang ikan keliling dengan motor atau kerap disebut pelele menyebut tidak ada kendala pasokan. Ikan laut segar diperoleh dari proses pelelangan di pusat pendaratan ikan Dermaga Bom Kalianda, Lampung Selatan.

Kendala yang dihadapi Maman menurutnya pembeli mulai berkurang. Selain jumlah pembeli, volume penjualan ikan berkurang selama masa pandemi Corona atau Covid-19. Saat pandemi Covid-19 meski ada program gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan) daya beli warga menurun. Jika sebelumnya satu keluarga membeli dua kilogram kini hanya satu kilogram.

Sebagai pelele ikan ia menjual jenis ikan laut, teri, udang vaname dengan pelanggan tetap di tiga kecamatan. Pelanggan ada di kecamatan Kalianda, Palas dan Penengahan. Ia menjual ikan sebanyak 60 kilogram per hari dengan harga mulai Rp15.000 hingga Rp20.000. Standar harga yang terjangkau masyarakat membuat usahanya tetap bertahan.

“Selama tiga bulan terakhir daya beli masyarakat berkurang karena ekonomi sedang sulit dan bersamaan dengan tahun ajaran baru siswa sekolah berimbas kebutuhan ikan laut dikurangi,” terang Mamad saat ditemui Cendana News, Selasa (21/7/2020).

Mamad menjual jenis ikan teri tanjan, tengkurungan, kurisi, udang vaname. Sesuai pesanan ia juga kerap membawa ikan air tawar jenis gurame, nila dan patin. Meski menjual ikan dengan harga relatif stabil warga yang membeli berkurang. Mempertahankan ikan tetap segar ia menggunakan kotak yang diberi es balok saat berkeliling.

Usman, pemilik usaha penjualan udang vaname di Desa Sidoasih, Kecamatan Ketapang menyebut daya beli masyarakat yang rendah mempengaruhi usahanya.

Lihat juga...