Pelaku Usaha Pengolahan Kopi Menoreh, Kembali Dongkrak Omzet
Editor: Makmun Hidayat
YOGYAKARTA — Para petani sekaligus pelaku usaha pengolahan kopi di kabupaten Kulon Progo berharap masa new normal dapat mendongkrak kembali omzet penjualan usaha, pasca menurun drastis selama pandemi Covid-19 belum lama ini.
Mulai longgarnya pembatasan di sejumlah daerah, serta mulai dibukanya beberapa lokasi pariwisata di DIY diharapkan akan mampu menumbuhkan geliat baru, khususnya di sektor dunia usaha kuliner dan pariwisata di Kulon Progo.
“Kita berharap memasuki masa new normal ini, penjualan bisa semakin baik. Di mana orang tidak lagi takut ke luar rumah, dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Dengan mulai bukanya warung-warung atau kedai kopi, diharapkan penjualan kopi asal Kulon Progo juga bisa meningkat,” ujar petani sekaligus pelaku usaha pengolahan kopi, Dwi Istri, asal Dusun Sinogo, Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo, belum lama ini.
Istri mengakui pandemi Covid-19 sejak beberapa bulan lalu memberikan dampak luar biasa bagi para petani maupun pelaku usaha pengolahan kopi di kawasan perbukitan Menoreh, Kulon Progo. Meski permintaan selalu ada, namun sejak adanya Covid-19, omzet penjualan menurun drastis hingga 50 persen lebih.
“Sebelum adanya Covid-19, penjualan kopi di sini cukup bagus. Namun sejak adanya Covid-19, penjualan menurun drastis. Karena memang hampir tidak ada sama sekali wisatawan luar daerah yang datang ke sini. Sehingga kita hanya menjual secara online saja,” ungkapnya.
Melakui Kelompok Rube Mbajing, para petani di Dusun Sinogo, sejak dua tahun terakhir mulai aktif mengolah hasil panen biji kopi mereka untuk dipasarkan sendiri. Dengan brand yang diberi nama Kopi Mbajing khas Kulon Progo, mereka memproses sendiri biji kopi hasil panen hingga siap dikonsumsi.