Menjaga Tradisi Sedekah Bumi di Kampung Kranggan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
BEKASI — Warga adat Kampung Kranggan, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat, berkumpul menggelar ritual Sedekah Bumi (Babaritan). Giat budaya tersebut digelar di makam Kramat Sela Miring.
Masyarakat Kranggan hingga kini, masih menjaga dan menghidupkan tradisi leluhurnya. Nutur galur mapai asal, menjaga kelestarian budaya leluhur, terus dipegang teguh masyarakat asli Kampung Kranggan.
Tapi ritual Babaritan atau sedekah bumi, yang dilaksanakan di setiap bulan apit atau menyambut tahun baru saka, tahun ini digelar secara sederhana tanpa pertunjukan tari topeng golek maupun jaipong.
Pelaksanaan tradisi Babaritan kali ini hanya diikuti para tetua, dan beberapa tokoh keturunan Kranggan yang masih tetap hadir dari beberapa tempat. Mereka sengaja pulang.
Suasana adat Babaritan sedekah bumi, ditengah kondisi wabah virus corona dihelat dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19. Para sesepuh atau warga yang hadir, menggunakan masker dan jumlah yang hadir hanya dari kalangan terbatas.
“Babaritan adalah ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas keberkahan dan keselamatan,” ujar Abah Emis, Juru Kunci Makam Kramat Selamiring, Jatisampurna, kepada Cendana News, Minggu (5/7/2020).
Dikatakan, biasanya setiap tahun dalam pelaksanaan tradisi Babaritan, dibarengi dengan pertunjukan seni seperti tari topeng ataupun Jaipongan. Bahkan pelaksanaan pertunjukan seni itu sendiri bisa dilakukan selama dua malam secara bergantian.
Menurutnya, warga asli Kranggan, memiliki adat sendiri yang dipercaya turun temurun. Bahkan mereka memiliki kalender yang dibagikan kepada para sepuh sebagai kalender budaya.