Konservasi Penyu di Pasir Jambak Beri Edukasi

Editor: Koko Triarko

PADANG – Konservasi Penyu di daerah Pasir Jambak, Pasie Nan Tigo, Koto Tangah, Padang, Sumatra Barat, tak sekadar melakukan penetasan hingga melepaskan kembali ke laut. Tapi, juga untuk mengajak orang turut peduli dengan penyu.

Pengelola Jambak Sea Turtle, Pati Hariyose, mengatakan tempat konservasi itu telah didirikannya sejak 2013. Dengan modal kepedulian dan ingin melindungi penyu, ia bertekad mendirikan konservasi penyu tersebut.

Kini setelah berjalan hampir 7 tahun, sejumlah hal dilakukannya untuk menyelamatkan penyu-penyu dari perburuan. Yose, panggilan akrabnya, menyebutkan dalam hal ini ia merangkul para nelayan.

“Awalnya, di kawasan pantai ini ada hamparan pantai tempatnya penyu bertelur. Ada masyarakat yang mengambil telur-telur penyu itu. Saya bersama teman-teman di Jambak Sea Turtle telah mengubah hal itu, dan telur-telur itu kita selamatkan,” katanya, Senin (6/7/2020).

Yose membuat tempat khusus penetasan penyu. Setelah menjalani 55 hari, maka telur itu akan menetas. Selanjutnya dilakukan pelepasan anak penyu atau tukik di kawasan pantai.

Menurutnya, meski di kawasan pantai Pasir Jambak telah dipantau agar tidak ada lagi masyarakat yang memburu telur penyu, Jambak Sea Turtle tetap merangkul para nelayan, dengan cara meminta kepada nelayan, bila menemukan telur atau pun di jaring nelayan tertangkap penyu, harus dilepaskan kembali.

“Kita telah menyampaikan kepada para nelayan, karena nelayan ada yang singgah ke pulau-pulau. Jika menemukan telur penyu jangan dimakan atau malah dijual. Tapi bawa ke Jambak Sea Turtle, tujuannya agar ditetaskan,” ujarnya.

Yose mengaku, dalam melakukan usaha konservasi itu tidak mudah, butuh komitmen dan kegigihan. Sebab, bisa dikatakan masih ada orang yang belum mempedulikan hidup para penyu itu. Seperti memakan penyu dan hingga memburu telur-telur penyu tersebut.

Lihat juga...