Warung Makan di Purwokerto Terdampak Pandemi, Omzet Turun

Editor: Makmun Hidayat

BANYUMAS — Pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap usaha warung makan di Kabupaten Banyumas. Penjualan menurun hingga 40 persen lebih dan saat libur lebaran, warung-warung di kawasan Lokawisata Baturaden juga tidak bisa ‘panen’ sebagaimana biasanya.

Salah satu yang terdampak adalah Tombo Ati yang berada di tengah hutan lereng Gunung Slamet, Kecamatan Sumbang. Warung yang mengandalkan menu utama aneka sayuran hijau dengan konsep masakan pedesaan ini, juga mengalami penurunan omset, bahkan pasca lebaran juga masih tutup sampai 4 hari.

“Sangat terasa dampaknya, omzet menurun hingga 40 persen dan setelah lebaran juga tidak ada peningkatan penjualan, karena tempat wisata di Baturaden masih tutup dan belum ada pengunjung,” kata pemilik Warung Tombo Ati, Deskart Sotyo Djatmiko, Selasa (2/6/2020).

Menurutnya, saat ini warung sudah mulai buka. Namun, pengunjung juga masih terbatas, hanya dari masyarakat sekitar saja. Sehingga pihaknya mengurangi kuantitas masakan.

Pemilik Warung Tombo Ati, Deskart Sotyo Djatmiko, Selasa (2/6/2020) di Baturaden. -Foto: Hermiana E. Effendi

Tak hanya di kawasan Lokawisata Baturaden, warung makan di wilayah perkotaan Purwokerto juga masih sepi pembeli. Bahkan beberapa warung yang sempat buka setelah lebaran, ada yang sekarang tutup lagi.

Salah satunya adalah warung soto di Jalan Jenderal Soedirman, kawasan Berkoh. Meskipun berada di jalan utama, namun warung tersebut terlihat masih sepi pembeli.

“Baru buka dua hari ini, tetapi masih sepi pembeli, jadi jam buka dikurangi, biasanya sampai malam, sekarang menjelang sore sudah tutup,” kata pemilik warung, Susanti.

Lihat juga...