Warga Lamsel Gencarkan Pekarang Pangan Lestari di Masa Pandemi
Editor: Makmun Hidayat
Jenis tanaman daun katuk yang berguna untuk tanaman pagar menurutnya menguntungkan baginya. Sebab meski sebagian tidak dikonsumsi oleh keluarganya tanaman bisa ditukar dengan lauk. Saat pedagang sayur melintas ia memetik daun katuk dan akan dibarter dengan tempa serta ikan asin. Hasil panen melimpah tetap memiliki manfaat untuk pendapatan keluarga.
Salah satu ibu rumah tangga lain bernama Novita Indarwati menyebut memanfaatkan lahan terbatas. Pada halaman rumah ia menanam berbagai jenis tanaman bumbu. Meski memanfaatkan polybag serta sejumlah kemasan bekas makanan seledri dan daun bawang bisa dipanen. Pada lahan sawah yang diubah menjadi lokasi budidaya cabai merah ia menanam dalam skala besar.
“Awalnya senang menanam pada lahan terbatas namun karena dukungan keluarga memanfaatkan lahan lebih luas,” cetusnya.
Pekarang pangan lestari diakui Novita Indarwati sangat cocok untuk pengisi waktu luang ibu rumah tangga. Terlebih meski masa adaptasi Covid-19 namun kegiatan budidaya tanaman pangan bisa menguntungkan. Meski harga cabai merah hanya mencapai Rp5.000 perkilogram pada level petani ia menyebut masih tetap mendapatkan keuntungan.
Dukungan dari pemerintah desa menurutnya dengan adanya pengembangan rumah bibit. Melalui kelompok wanita tani (KWT) yang aktif pemanfaatan pekarangan bisa dimaksimalkan. Lahan kosong yang tidak produktif bisa dimanfaatkan lebih maksimal untuk menanam sayuran,tanaman bumbu dan tanaman kebutuhan pokok sehingga menghemat pengeluaran.