Warga Lamsel Gencarkan Pekarang Pangan Lestari di Masa Pandemi
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Masa pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) ikut berpengaruh pada ketahanan pangan keluarga. Warga Lampung Selatan (Lamsel) pun menyiasatinya melalui kegiatan Pekarang Pangan Lestari (P2L).
Suyatinah, salah satu warga memanfaatkan pekarangan ukuran ratusan meter untuk menanam aneka tanaman pangan. Warga di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan itu menyebut pernah mengalami masa paceklik membuatnya kreatif. Ia menyebut pernah mengalami masa paceklik panan saat musim kemarau pada tahun 1980-an silam. Berbagai jenis tanaman bahan pangan yang bisa dimanfaatkan meliputi umbi uwi, talas, singkong. Ia bahkan menanam jewawut atau sorgum pengganti beras.
Paceklik pangan diakuinya imbas perubahan iklim saat kemarau panjang. Namun kini kebutuhan pangan ikut terhambat imbas pandemi Covid-19 jadi salah satu faktor sulitnya mendapatkan bahan pangan. Distribusi kurang lancar mendorong sejumlah bahan mahal dan mempengaruhi ekonomi keluarga. Memanfaatkan pekarangan jadi solusi berhemat.
“Tujuan utama pekarang pangan lestari tentunya untuk pemenuhan kebutuhan keluarga tanpa harus membeli, implikasinya tentu bisa mengurangi pengeluaran keluarga, sebagian bisa dijual atau dibagikan kepada tetangga,” terang Suyatinah saat ditemui Cendana News, Senin (15/6/2020).
Warga asal Gunungkidul, Yogyakarta yang kini menetap di Lampung mengaku pekarangan bisa ditanami berbagai bahan pangan. Sistem tumpangsari membuat lahan bisa ditanami singkong, pisang, bayam, kacang tanah, tanaman bumbu jenis lengkuas, jahe, kencur kunyit dan serai. Hasil bahan pangan beragam menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan keluarga.