Sambalado Cangkuak, Kuliner yang Lahir di Padang Panjang

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

PADANG PANJANG — Provinsi Sumatera Barat memang tidak diragukan soal kulinernya. Banyak orang mengenal Ranah Minang, sebagai surganya kuliner, dan salah satunya rendang yang sudah mendunia.

Dewi yang merupakan ibu rumah tangga yang menjalani usaha rumahan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat yang ditemui beberapa waktu lalu/Foto: M. Noli Hendra

Kali ini datang dari Kota Padang Panjang yang dijuluki Serambi Makkah. Daerah yang memiliki suhu udara miminum 17 derajat celcius ini, memiliki satu kuliner unik, yakni sambalado cangkuak.

“Ini adalah kuliner yang terkenal di daerah ini, bahkan tahun 2017 lalu Pemko Padang Panjang telah berhasil mencatat Rekor MURI sebagai daerah yang terbanyak memasak sambalado cangkuak,” kata Dewi, seorang ibu rumah tangga yang juga menjalani usaha rumahan di Padang Panjang ketika dihubungi dari Padang, Sabtu (13/6/2020).

Dewi mengakui bahwa ada sejarah tentang adanya sambalado cangkuak itu. Jadi, sambal unik yang satu ini dimasak menggunakan air tajin atau air rebusan beras saat menanak nasi. Meski tidak menggunakan campuran santan, katanya, sambal pedas yang satu ini tidak kalah enak dengan sambal lain.

Ada alasan, sehingga untuk membuat sambalado cangkuak itu yang menggunakan air tajin. Sejarahnya, karena keterbatasan dan ketersediaan pangan di daerah Pandang Padang, air tajin pun disulap menjadi sambal enak untuk pelengkap lauk.

“Dulunya itu tidak tahu mau dimasak apalagi. Para bundo kandung meracik dari bahan yang ada saja. Orang Minangkabau memang dikenal dengan kuliner nya, tanpa bumbu – bumbu yang istimewa. Tapi rasanya, bisa diadu,” ujarnya.

Lihat juga...