Penggunaan Bahan Kimia Berlebihan Berdampak Pencemaran Tanah
Editor: Makmun Hidayat
Pestisida yang disemprot jelasnya, akan diserap oleh tanaman dan masuk ke tubuh tanaman lewat stomata yang berada di permukaan daun dan di bawah daun tetapi di bawah daun jumlahnya lebih banyak.
“Pestisida saat disemprot dan mengenai daun, akan ditangkap oleh mulut daun dan itu akan didistribusi ke seluruh tubuh tanaman sehingga pasti akan tercemar pestisida kimia,” ungkapnya.
Wim menyebutkan, ada istilah residu atau sisa yang tidak terbuang yang tersimpan di dalam tubuh tanaman dan ini juga bisa berdampak buruk kepada tanaman pangan dan holtikultura yang dikonsumsi.
Konsumen saat ini jelasnya, mencari produk terbaik yang tidak mengganggu kesehatan seperti sayuran yang berlubang bisa saja baru disemprot pestisida kimia tapi yang benar-benar murni organik berarti yang berlubang dan ada ulatnya.
“Kelebihan pertanian organik, dia tidak bergantung terhadap ketersedian pupuk dan pestisida kimia di pasar yang terkadang sulit didapat. Petani bisa menggunakan bahan yang tersedia di sekitarnya dan lebih murah dan gampang dibuat,” jelasnya.
Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Nita Kabupaten Sikka, Manserius Menga juga sepakat petani harus mulai memproduksi produk-produk pertanian organik.
Menurut Manse sapaannya, pihaknya juga mengajarkan petani agar jangan membakar lahan dan membiarkan dedauanan yang ada menjadi pupuk atau penyubur tanaman.
“Kami juga selalu mengajarkan petani agar menghindari penggunaan bahan kimia baik pupuk maupun pestisida yang melebihi ambang batas. Hal ini untuk menjaga tingkat kesuburan tanah dan ekosistem juga tidak terganggu,” ungkapnya.