Pasa Ateh Bukittinggi Dibuka, Geliatkan Ekonomi Warga
Editor: Makmun Hidayat
“Masyarakat pasti senang dengan dibukanya pusat perbelanjaan Pasa Ateh ini,” sebut Ramlan.
Menurutnya, dengan telah beroperasinya Pasa Ateh Bukittinggi itu, bakal menjadi daya tarik bagi masyarakat atau pun wisatawan, untuk datang ke Bukittinggi. Bisa dikatakan, bakal tidak lengkap bagi para wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Barat, bila tidak datang berkunjung ke Pasa Ateh Bukittinggi,” ungkapnya.
Kendati berharap banyak agar ramai dikunjungi, Ramlah tetap mengingatkan untuk para pedagang dan pengunjung, agar patuh dan mengikuti aturan protokol kesehatan COVID-19. Sebab, wabah virus itu masih belum bisa ditebak keberadaannya.
Sementara itu Wamen PUPR, John Wempi Wetipo, melalui virtual menyampaikan, Pasa Ateh menjadi tonggak penggerak ekonomi masyarakat Kota Bukittinggi, dan memiliki sejarah yang cukup panjang.
“Sejak terjadinya musibah kebakaran pada Oktober 2017 lalu. Kementerian PUPR mendapat instruksi dari mantan Wapres Jusuf Kalla untuk pembangunan kembali, dengan tema ramah lingkungan dan modern,” jelas Wempi.
Diinginkannya, pedagang nantinya wajib menjalankan protokol COVID-19 agar pasar tidak menjadi episentrum penyebaran COVID-19. “Kami juga apresiasi terhadap Pemprov Sumatera Barat dan Pemko Bukittinggi yang konsentrasi mengawal pembangunan Pasa Ateh,” ujar dia.
Pasa Ateh Bukittinggi tersebut dibangun dengan biaya Rp292 miliar dari APBN. Pasa Ateh yang baru, dibangun dengan konsep green building dengan luas 3,9 hektare. Gedung megah berlantai empat termasuk basement dengan tinggi total 18,4 meter. Gedung ini dirancang ramah lingkungan dan mampu menampung lebih dari 800 toko.