Koperasi di Sumbar Tetap Aman dari Gempuran Covid-19
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Menurutnya, hal yang perlu dibantu kini ialah mendorong pelaku UMKM tetap bisa bertahan. Dari sisi koperasi baik-baik saja, maka dari sisi UMKM yang pada umumnya banyak menjadi anggota dari sebuah koperasi, juga perlu untuk diberi stimulan.
Tetapi, persoalan stimulan itu, diakui Zirma, belum ada jalan yang mulus. Sebab, dalam kondisi penanganan Covid-19 ini, segala bentuk anggaran banyak dialihkan untuk penanganan Covid-19.
“Setidaknya hal yang bisa kita berikan solusi ialah melakukan penjualan produk secara online, seperti adanya marketplace yang diinisiasi oleh Diskop dan UKM Sumatera Barat yaitu aplikasi bajojo.id. Di sana disediakan secara khusus bagi pelaku UMKM untuk menjual produk-produk UMKM,” sebut dia.
Untuk itu mengingat Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menuju New Normal, maka UMKM ini perlu juga mempersiapkan untuk menjalani masa-masa New Normal dalam menjalani berbagai usaha. Intinya, pada New Normal kondisinya akan memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM, dibandingkan dalam penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
“Saya berharap setelah nantinya diberlakukannya New Normal, koperasi dan UMKM di Sumatera Barat bangkit lagi. Penjualan dan segala bentuk usahanya lebih baik lagi,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang UKM, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Barat, Nasrizal, menjelaskan, terkait aplikasi bajojo.id jumlah merchant (toko) UMKM yang terlibat telah mencapai angka sekitar 1.000 lebih. Dimana dari toko yang tersedia itu, ada sebanyak 2.000 pengguna.
“Data-data ini terlihat selama bazar online yang digelar pada Ramadan kemarin. Sampai sekarang alhamadulilah kondisi masih sama, dan tentunya kita berharap para pelaku UMKM dapat memanfaatkan dengan baik aplikasi bajojo itu,” sebutnya.