Kementan Intensifikasi Penggunaan Lahan Rawa di Kalteng untuk Sawah
JAKARTA – Kementerian Pertanian mengintensifikasi 3000 hektare lahan rawa di Kalimantan Tengah menjadi lahan sawah produktif.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, lahan tersebut sudah siap untuk dioptimalisasi menjadi area sawah tambaha. Harapannya, mampu meningkatkan produktivitas dan mempersiapkan cadangan pangan.
Terlebih, Badan Pangan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) telah memberi peringatan, akan terjadi kekeringan yang mengakibatkan potensi krisis pangan. “Peringatan FAO akan kekeringan dan krisis, karena itu kita mempersiapkan cadangan. Cadangan yang paling siap bukan lahan gambut, melainkan lahan rawa mineral. Itu yang dianggap memungkinkan untuk kita intervensi,” kata Mentan Syahrul, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (22/6/2020).
Mentan menjelaskan, pemerintah akan memanfaatkan lahan rawa seluas 164.598 hektare di Kalimantan Tengah, sebagai lahan persawahan. Hal itu untuk menambah produktivitas tanaman pangan, dalam upaya menjaga ketahanan pangan. Dari total luas lahan tersebut, terdapat lahan intensifikasi atau lahan yang sudah ada (eksisting), namun masih membutuhkan bantuan sarana produksi (saprodi) agar produktivitasnya meningkat.
Sementara untuk lahan ekstensifikasi, atau lahan perluasan baru yang masih membutuhkan penggarapan dengan mencetak sawah baru, keluasannya mencapai 79.142 hektare. Lahan ini sudah memiliki sistem pengairan primer dan sekunder. “Kemungkinan intervensinya di 2021. Yang sudah siap ada itu 30.000 hektare yang kita intervensi di situ,” kata Mentan.
Mentan menjelaskan di tahun ini pemerintah akan fokus untuk melakukan intensifikasi lahan seluas 30.000 ha. Hal itu karena keterbatasan anggaran yang dimiliki Kementan, yang mengalami pemangkasan hingga Rp7 triliun untuk realokasi program penanganan COVID-19. Ada pun biaya yang dibutuhkan untuk pemanfaatan lahan rawa menjadi area sawah produktif yakni sebesar Rp5,44 juta per hektare. Sehingga total kebutuhan anggaran untuk rencana tersebut sebesar Rp2,55 triliun.