Industri Ikan Panggang Tetap Menggeliat di Tengah Pandemi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Hal senada juga disampaikan Fatimah. Permintaan ikan asap atau panggang tetap tinggi, meski corona menghantam.

“Sudah ada pedagang langganan yang ambil. Saya tinggal menyetorkan, kadang juga mereka ambil ke sini. Sehari rata-rata bisa 50 kilogram ikan,” paparnya.

Jika pemasaran tidak ada kendala, justru bahan baku ikan manyung yang menjadi persoalan. Meski sentra pengolahan ikan manyung dikenal di Semarang, namun bahan baku justru banyak didatangkan dari luar daerah.

“Perahu nelayan di Semarang, kebanyakan tidak terlalu besar, jadi tidak berani ke tengah laut. Jadi tidak banyak yang bisa nangkap manyung. Jadi di setor dari luar daerah,” terangnya.

Selain itu, jumlah ikan manyung di sekitaran Semarang juga tidak banyak. “Dulu pernah diganti pakai ikan pari atau iwak pe, tapi juga sama saja. Bahan baku sulit, akhirnya kembali ke ikan manyung, tapi diambil dari Probolinggo dan daerah lainnya,” tandasnya.

Berbicara tentang ikan asap, Kota Semarang memiliki sentra pengasapan ikan yang berada di Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara.

Memasuki area ini, akan disambut dengan aroma amis ikan segar dan aroma khas ikan asap yang keluar dari cerobong setiap rumah produksi.

Hal tersebut menandakan sedang berlangsung proses pemanggangan ikan. Tercatat ada sebanyak 25 rumah pengasapan berjajar rapi di sisi timur Kali Semarang tersebut.

Lihat juga...