Waspadai Penggunaan Obat Golongan Kortikosteroid dalam Jangka Waktu Panjang

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, saat dihubungi, Rabu (20/5/2020) - Foto Ranny Supusepa

Pemilihan obat golongan Kortikosteroid, lanjutnya, dalam beberapa kasus penyakit digunakan karena merupakan satu-satunya pilihan terbaik.

“Tapi harus diwaspadai untuk efek sampingnya. Tercatat obat golongan Kortikosteroid ini berpotensi mampu meningkatkan resiko diabetes, osteoporosis, menghambat pertumbuhan anak-anak, menyebabkan gemuk pada bagian tubuh tertentu (wajah, bahu, perut), menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi, meningkatkan resiko hipertensi karena menahan garam di dalam tubuh, menyebabkan gangguan lambung,” paparnya.

Namun efek samping ini, menurut Prof Zullies, umumnya baru muncul pada penggunaan yang cukup lama, sekitar lebih dari sebulan secara rutin.

“Untuk itu, yang perlu diperhatikan adalah cara penggunaan yang tepat dan berdasarkan resep dokter, kecuali yang berbentuk salep. Dan pastikan untuk mengetahui informasi-informasi yang diperlukan tentang obat ini dan gunakan sesuai dengan petunjuk dokter,” tegasnya.

Pada penggunaan jangka panjang pada penyakit kronis yang diterapi dengan kortikosteroid, penggunaan obat tidak boleh dihentikan secara mendadak karena akan mengganggu adaptasi tubuh.

“Penghentian harus perlahan-lahan dengan dosis yang makin lama makin berkurang. Karena selama penggunaan kortikosteroid dari luar, produksi hormon ini secara alami dari tubuh akan terhenti, maka jika penggunaan dari luar tiba-tiba dihentikan, tubuh akan mengalami kekurangan hormon ini secara normal dan akan terjadi reaksi-reaksi yang tidak diinginkan,” pungkasnya.

Lihat juga...