Waspadai Penggunaan Obat Golongan Kortikosteroid dalam Jangka Waktu Panjang
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
Sedangkan efek mineralokortikoid utamanya adalah mengatur keseimbangan garam mineral dan air dalam tubuh.
“Obat-obat kortikosteroid adalah senyawa-senyawa hasil sintesis yang struktur kimianya menyerupai hormon steroid alami. Dengan modifikasi pada struktur kimianya, potensinya dapat ditingkatkan sampai beberapa kali lipat dari senyawa alaminya,” papar Prof Zullies.
Yang termasuk obat kortikosteroid antara lain adalah hidrokortison, deksametason, betametason, beklometason.
“Mekanisme obat-obat ini aksinya mirip satu sama lain, tetapi mereka berbeda dalam potensi dan lama aksinya,” ujarnya.
Prof Zullies menjelaskan obat golongan kortikosteroid utamanya digunakan untuk mengatasi radang, apapun penyebab radangnya dan di manapun lokasinya.
“Beberapa penyakit peradangan yang kerap diobati dengan kortikosteroid misalnya penyakit asma, radang rematik, radang usus, radang ginjal, radang mata,” ucapnya.
Selain itu, obat ini juga digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti berbagai jenis alergi, dan lupus. Dengan sifatnya yang menurunkan sistem kekebalan, kortikosteroid juga dapat digunakan untuk pasien yang baru menjalani transplantasi organ untuk mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkokkan.
“Obat ini bahkan digunakan juga pada pasien kanker, yaitu untuk mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi, juga pada terapi kanker itu sendiri sebagai terapi pendukung kemoterapi. Kortikosteroid juga digunakan untuk ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan prematur, yaitu untuk mematangkan paru-paru janin, sehingga jika harus lahir prematur paru-paru bayi sudah cukup kuat dan bekerja dengan baik,” imbuhnya.