Waspadai Penggunaan Obat Golongan Kortikosteroid dalam Jangka Waktu Panjang

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, saat dihubungi, Rabu (20/5/2020) - Foto Ranny Supusepa

JAKARTA — Obat golongan kortikosteroid merupakan salah satu yang memiliki nilai penting di bidang farmasi. Ini sering kali ditemukan dalam terapi pengobatan berbagai penyakit. Tapi, walaupun memiliki banyak manfaat, tanpa pengawasan ahli medis, obat juga mampu memberikan efek negatif pada tubuh.

Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, menjelaskan Kortikosteroid adalah suatu hormon yang dibuat oleh bagian korteks (luar) dari kelenjar adrenal. Hormon ini memiliki dua efek utama yang disebut efek glukokortikoid dan efek mineralokortikoid.

“Efek glukokortikoid memiliki fungsi antara lain adalah untuk meningkatkan glukoneogenesis. Yaitu pembentukan glukosa dari protein, sehingga beresiko meningkatkan kadar gula darah. Karena itu, orang dengan resiko diabetes dapat mengalami kenaikan kadar gula darah yang nyata,” kata Prof. Zullies satu dihubungi, Kamis (28/5/2020).

Dan glukokortikoid juga memiliki efek katabolik yang berfungsi untuk mengurai protein, sehingga mengurangi pembentukan protein, termasuk protein yang diperlukan untuk pembentukan tulang.

“Hal ini yang bisa mengakibatkan terjadinya osteoporosis atau keropos tulang pada pengguna obat Kortikosteroid dalam jangka waktu lama. Karena matriks protein tulang menyusut,” ujarnya lebih lanjut.

Efek ini juga, kata Prof Zullies mampu mempengaruhi pertumbuhan jika digunakan pada anak-anak dalam jangka waktu lama,

“Glukokortikoid juga mempengaruhi metabolisme lemak tubuh dan distribusinya, sehingga menyebabkan pertambahan lemak di bagian-bagian tertentu tubuh, yaitu wajah yang membulat, bahu, dan perut, mengurangi proses radang sehingga merupakan obat pilihan berbagai penyakit peradangan, menurunkan fungsi jaringan limfa sehingga menyebabkan berkurangnya dan mengecilnya sel limfosit yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh atau imunosupresan,” urainya lagi.

Lihat juga...