Sepi Order, Pasangan Difabel di Sikka Jahit Masker
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Sepasang disabilitas di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memanfaatkan sepinya order jahitan dengan menjahit masker kain sesuai pesanan.
Langkah ini dilakukan mengingat sejak merebaknya pandemi Corona pesanan jahitan sejak bulan Maret 2020 banyak yang tidak diambil oleh pemesan dengan alasan tidak boleh keluar rumah.
“Sebelum bulan April sempat ada orderan menjahit baju untuk hari raya Paskah. Tapi bajunya juga sampai sekarang banyak tidak diambil,” kata Albina Abong Wadan, penjahit di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (5/5/2020).
Selama ini kata Albina, dirinya bersama sang suami hidup dari usaha jasa menjahit pakaian. Tapi sejak merebaknya wabah Corona tiba-tiba orderan menjahit pakaian tidak ada sama sekali.
Dirinya bersama suami sempat putus asa namun tiba-tiba ada permintaan membuat masker kain dari Adonara Kabupaten Flores Timur sebanyak 100 lembar.
“Kami menyanggupinya yang penting ada uang masuk dulu, soal untung belakangan. Kami jual Rp10 ribu per buah tapi kalau pesan banyak kami jual Rp5 ribu per lembarnya,” tuturnya.
Setelah itu Albina mengaku, orderan dari Adonara bertambah hingga mencapai 400 lembar, kabupaten Ende dan Nagekeo masing-masing 400 lembar, serta dari Puspas Keuskupan Maumere 585 lembar.
Total dirinya mengaku, bersama suami sudah menjahit 2 ribu lebih masker kain berbahan tenun. Kainnya merupakan kain sisa jahitan pakaian, dan yang dibeli baru.
“Kalau yang pesanan warnanya harus seragam, maka kami harus beli kain baru. Untuk satu masker kami untung Rp1.500. Sementara kalau kainnya bekas stok, maka kami bisa untung Rp3 ribu selembar,” ujarnya.