Produksi Petani Kakao Lamsel Melimpah di Semester Pertama 2020
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
Zainuri, petani kakao di Desa Banjarmasin menyebutkan, produksi kakao yang melimpah cukup menguntungkan. Meski sebagian diserang hama tupai dan proses penjemuran cukup lama, ia bisa mendapatkan hasil buah kakao.
“Masa panen tepat saat Ramadan sehingga hasil penjualan bisa untuk memenuhi kebutuhan harian hingga Idul Fitri,” terangnya.
Pengepul sekaligus petani kakao di Desa Padan bernama Ugran mengaku proses penyortiran mutlak dilakukan. Sebab buah yang dipanen saat penghujan memiliki kualitas buah yang beragam. Sebagian buah memiliki kualitas yang kurang bagus imbas hama jamur, busuk buah dan tupai. Proses penyortiran bisa dilakukan setelah proses pengeringan empat hari.
“Kakao yang kering akan disortir berdasarkan grade atau ukuran secara manual atau menggunakan alat,” terangnya.
Grade atau ukuran buah kakao yang kering akan menentukan harga jual. Menggunakan alat moisture meter atau pengecek kadar air dalam buah kakao ia juga bisa menentukan harga. Toleransi kadar air menurutnya akan menaikkan harga jual. Kadar air rendah hingga 5 persen akan membuat kakao bisa dijual maksimal Rp22.000 di pengepul. Sebab di level pabrik bisa mencapai Rp25.000 per kilogram.