Pandemi Tak Halangi Umat Buddha di Lampung Datangi Wihara

Editor: Mahadeva

Selain berdoa di Wihara, Santi Lie juga melakukan derma, sebagai bagian dari puja bakti. Berbeda dengan perayaan Waisak tahun lalu, tahun ini perayaan tahun ini digelar mengikuti imbauan untuk meniadakan kegiatan peribadatan yang mengundang kerumunan. Puja bakti dilakukan di rumah. Panduan puja bakti diberikan oleh pandita secara live streaming.

Hendra Lim, umat Buddha lain menyebut, saat Waisak ia melakukan prosesi memandikan rupang Buddha. Rupang atau patung Buddha tersebut berada di Wihara Thay Hin Bio. Usai prosesi puja bakti, dipanjatkan doa pada sejumlah dewa, leluhur untuk memohon pencerahan sang Buddha. “Tahun ini saya tidak bisa mengikuti pengambilan tirta Waisak, detik detik Waisak dan Dharmasanti Waisak di Borobudur karena Covid-19,” cetusnya.

Tahun lalu Hendra masih pergi ke Candi Borobudur, untuk mengikuti sejumlah prosesi tri suci Waisak. Namun tahun ini tidak dilakukan karena imbauan ibadah di rumah. Selain berdoa di Wihara Thay Hin Bio, Hendra juga berdoa di Wihara Senopati atau Chiang Cin Mio di Panjang, Bandar Lampung.

Pandita Wihara Thay Hin Bio, Romo Joni menyebut, meski puja bakti Waisak dianjurkan di rumah, umat tetap bisa berdoa di Wihara Thay Hin Bio. Segala jenis kegiatan yang mengundang kerumunan sementara ditiadakan untuk mencegah Covid-19.  Umat tetap menjalankan puja bakti dan puja pelita di Wihara dengan memenuhi protokol kesehatan. “Pada sejumlah pintu masuk disediakan hand sanitizer, tempat cuci tangan dengan sabun dan wajib memakai masker,” terang Joni.

Kegiatan puja bakti di rumah dan di Wihara selama pandemi COVID-19 dinilainya, tidak mengurangi makna Waisak. Sesuai pesan Waisak 2564 BE, yang disampaikan Walubi, tahun ini mengambil tema mawas diri dan toleransi, serta menjaga keharmonisan bangsa.

Lihat juga...