KKP Ekspansi Pasar Ekspor Rumput Laut 

Editor: Mahadeva

JAKARTA – Kontribusi rumput laut lebih dari 60 persen dari jumlah total produksi perikanan budi daya nasional. KKP harus terus menggenjot ekspor dan membuka peluang pasar baru dari rumput laut.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto menyebut, hal itu untuk mendongkrak devisa yang saat ini terganggu oleh pandemi Covid-19. “Rumput laut ini kontribusinya sangat besar terhadap nilai produksi perikanan budi daya nasional,” jelas Slamet, Senin (11/5/2020).

Pemerintah serius untuk menggarap industrialisasi rumput laut nasional. Sebagai langkah awal, Ditjen Perikanan Budi Daya telah menetapkan peta jalan, untuk bangun industrialisasi rumput laut. Termasuk bagaimana cara melakukan percepatan produksi di hulu. “Ini yang akan terus kita dorong agar produktivitas di hulu lebih optimal,” tegasnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan, Sulkaf S Latief menyebut, rumput laut menjadi komoditas yang paling banyak berkontribusi pada nilai ekspor komoditas perikanan.  Adapun Sulawesi Selatan, menyumbang 30 persen produksi rumput laut nasional.  “Saya kira kita harus fokus untuk membangun mata rantai bisnisnya yang efektif dan efisien, serta akan tetap berupaya menjaga sinergitas dengan sejumlah pihak guna menggenjot ekspor rumput laut di Sulawesi Selatan,” tandas Sulkaf.

Wilayah Sulawesi Selatan mengembangkan budi daya rumput laut jenis Gracilaria SP, dan berhasil menembus pasar ekspor Jepang.  Nilai ekspor komoditas tersebut mencapai USD 36.594. Negara Jepang sebagai pasar potensial di luar Tiongkok. Terlebih permintaan ekspor ke Jepang mencapai 400 ton dalam setahun.

Lihat juga...