Hujan Akibatkan Harga GKP Petani di Lamsel, Anjlok

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Ia memilih mengeringkan gabah untuk selanjutnya disimpan sebagai stok bibit. GKP yang telah dikeringkan akan disimpan dalam bentuk gabah kering giling (GKG).

“Hanya sebagian yang saya jual karena harga sedang anjlok lebih aman menyimpan gabah apalagi selama pandemi Covid-19,” terusnya.

Khoirudin salah satu pengepul gabah mengaku selalu membawa moisture meter sebagai alat pengukur kadar air. Alat tersebut akan menjadi kesepakatan penjual gabah dan pengepul sehingga harga bisa ditentukan.

Sebab selama panen musim penghujan kuantitas gabah tidak berisi atau kosong meningkat selain kadar air tinggi. Imbasnya pemotongan mencapai 30 persen berimbas harga anjlok.

“Sebagai pengepul nanti akan ada potongan kadar air sehingga meski satu kilogram harganya lebih rendah saat penghujan,” terangnya.

GKP yang dibeli dari petani masih akan dikeringkan secara manual dan menggunakan mesin pengering. Setelah GKG diperoleh sejumlah pembeli pabrik besar akan menggiling gabah dan selanjutnya dijual dalam bentuk beras.

Sekali proses pembelian dari petani pengepul akan mengumpulkan sekitar 10 ton GKP untuk dikirim ke wilayah Banten.

Lihat juga...