Hingga Akhir April, Anggaran Kartu Prakerja Terserap Rp1,6 Triliun
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, mengungkapkan bahwa hingga akhir April 2020, program Kartu Prakerja telah menyerap anggaran sekitar Rp1,6 triliun dari total pagu anggaran yang disiapkan pemerintah sebesar Rp20 triliun.
“Berdasarkan data yang kami terima, ada 456.265 peserta yang telah lolos seleksi pelatihan Prakerja. 10.524 peserta terdaftar di gelombang (batch) pertama, 157.387 di gelombang kedua dan 288.154 terdaftar di gelombang ketiga,” ujar Menkeu, Sabtu (9/5/2020) di Jakarta.
Menkeu juga mengatakan, dari delapan mitra penyedia layanan pelatihan Kartu Prakerja, Ruang Guru atau Skill Academy menjadi platform digital paling diminati oleh peserta, dengan total 62.184 pemilih. Kemudian disusul Sisnaker (11.169), Bukalapak (8.466), Pintaria (6.539), Tokopedia (6.356), Sekolahmu (6.337), PintarMahir (3.206) dan MauBelajarApa (2.665).
“Kalau kita rinci lagi, harga pelatihan termurah adalah Rp24 ribu, dipilih oleh 42 orang. Lalu harga pelatihan termahal sebesar Rp1 juta, ini dibeli oleh 22 ribu orang. Jenis pelatihan paling diminati sendiri adalah Bahasa Inggris (Grammer dan TOEFL) dibeli sebanyak 6.834 orang,” jelas Menkeu.
Pemerintah sendiri akan mulai menyalurkan insentif pelatihan pada awal Mei 2020 ini, bagi para peserta yang berstatus aktif memanfaatkan fasilitas Kartu Prakerja.
Lebih lanjut, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan, bahwa anggaran pelatihan sebesar Rp1 juta akan ditarik kembali oleh pemerintah, apabila tidak digunakan dalam waktu 30 hari.
“Ada persepsi dari sebagian masyarakan yang menyebut, apabila biaya pelatihan tidak digunakan, maka uangnya hilang. Itu tidak benar. Apabila tidak digunakan maka akan kembali ke kas negara. Begitu juga apabila ada sisa anggaran pelatihan yang tidak terpakai, maka akan kembali ke pemerintah,” tukas Airlangga.