Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus Dirayakan dalam Keprihatinan
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
LAMPUNG — Misa Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus dirayakan oleh gereja Katolik di Lampung Selatan dalam keprihatinan. Keuskupan Tanjungkarang, Lampung tetap merayakan satu hari raya besar bagi umat Kristiani meski hanya dengan live streaming dan ibadah keluarga.
Romo Yohanes Samiran SCJ, Vikaris Jenderal Keuskupan Tanjungkarang menyebutkan, kenaikan Yesus Kristus atau Isa Almasih dirayakan tanpa umat. Sejak awal Apri sejumlah perayaan besar bagi umat Kristiani dilakukan tanpa hadir di gereja.
Perayaan Paskah hingga 40 hari sesudahnya sebagai hari raya Kenaikan Yesus Kristus umat belum bisa merayakan di gereja. Meski demikian iman akan kebangkitan Yesus bagi umat Kristiani tidak terbatas oleh sarana ibadah. Meski pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) melanda, ibadah tetap dijalankan.
Makna kenaikan Yesus Kristus menurut Romo Samiran erat kaitannya dengan tugas kemuridan. Peristiwa kenaikan Yesus ke surga jadi tonggak sejarah awal mula murid yang dikenal para rasul untuk bertekun. Sebab sesuai janji Yesus usai kepergian-Nya dari dunia ia akan mengirimkan Roh Kudus. Para murid diajak bertekun dalam doa dan melakukan pengajaran.
“Tradisi tersebut hingga kini tetap dilakukan oleh Gereja Katolik dengan melakukan novena selama sembilan hari, bertekun dalam doa dan prihatin sebelum menyambut Roh Kudus sebagai awal berdirinya Gereja,” terang Romo Yohanes Samiran SCJ dalam homili secara live streaming, Kamis (21/5/2020)
Mengambil bacaan Injil Matius 28:16-20 romo Samiran mengingatkan agar murid bertekun. Pada masa pandemi Covid-19 umat diajak untuk menjadi murid yang bertekun meski tidak harus pergi ke gereja. Melalui masa keprihatinan menjadi masa untuk menyucikan hati agar bisa menerima karunia sebagai murid Yesus. Sebab ibadah di rumah menjadi kesempatan untuk waktu refleksi.