Harga Anjlok, Petani di Lamsel tak Surut Budidaya Cabai

Editor: Makmun Hidayat

Sebanyak 2000 batang tanaman melon ditanam di dekat lahan cabai merah. Pada level petani melon dijual olehnya dengan harga Rp6.000 sehingga dengan hasil panen sekitar 5 ton ia bisa mendapatkan omzet sekitar Rp30juta. Selain melon tanaman cabai ditumpangsarikan dengan tomat yang mampu menghasilkan Rp2juta perhektare dengan harga Rp2.000 untuk panen 1 ton.

Penanaman dua jenis tanaman bersamaan saat budidaya cabai merah diakuinya sangat membantu. Sebab saat harga cabai anjlok ia tetap bisa menutup biaya produksi. Biaya produksi yang dikeluarkan menurutnya dikeluarkan untuk bibit, penyiapan lahan,sewa lahan,obat obatan hingga biaya panen. Secara teori ia menyebut menanam tomat dan melon bisa digunakan untuk membantu biaya produksi cabai merah atau subsidi silang.

“Petani harus kreatif dengan tidak membudidayakan satu jenis tanaman sehingga masih bisa memperoleh untung saat harga cabai anjlok,” cetusnya.

Petani lain bernama Karminah menyebut menanam sekitar 4000 tanaman cabai merah. Meski menghasilkan sekitar 2 ton saat panen ia menyebut harga sedang anjlok pada panen kali ini ia masih bisa mendapat omzet Rp20juta. Cabai merah yang digunakan untuk bumbu menurutnya dipasok ke pasar lokal. Pengepul akan datang ke kebunnya saat ia selesai melakukan proses panen.

“Harga yang anjlok tidak mempengaruhi niat kami untuk tetap membudiyakan cabai merah bahkan menjadi harapan saat ekonomi sedang sulit,” cetusnya.

Sesuai kalkulasi petani Karminah menyebut normalnya petani bisa untung jika harga di level petani Rp15.000 per kilogram. Namun akibat permintaan berkurang dari pemilik usaha kuliner dan tutupnya sejumlah rumah makan berimbas harga cabai merah anjlok. Masa puasa ramadan,libur pegawai berimbas sejumlah rumah makan memilih tutup menurunkan permintaan bumbu dari cabai merah.

Lihat juga...