Dua Tahun Terakhir Pelaku Usaha Wisata Bahari Lamsel, Rugi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Solehan mengaku berharap Covid-19 segera berakhir. Sebab dengan adanya larangan objek wisata dibuka berimbas penghasilan warga berkurang bahkan tidak ada sama sekali.
Selain alih profesi menjadi nelayan sebagian warga memilih kembali berkebun. Panen alpukat dan kelapa muda yang dijual saat Ramadan membuat ia bisa memiliki sumber penghasilan.
Syaifuddin Djamilus, Kepala Bidang Pengembangan dan Destinasi Dinas Pariwisata Lamsel menyebut dua tahun terakhir jadi ujian bagi pelaku usaha wisata bahari. Belasan objek wisata bahari yang ada di pesisir Bakauheni, Rajabasa, Kalianda, Sidomulyo dan Katibung terdampak. Belum tuntas pemulihan akibat tsunami pandemi Covid-19 melanda.

“Sektor usaha pariwisata memang terpengaruh faktor ekonomi dan saat ini mengikuti protokol kesehatan,” cetusnya.
Sesuai instruksi Dinas Pariwisata Provinsi Lampung semua objek wisata sementara ditutup. Mengacu pada surat edaran penanganan Covid-19 penutupan objek wisata sekitar lebih dari 45 lokasi dimulai sejak 16 Maret silam.
Meski ujian selama dua tahun berturut-turut terutama bagi sektor wisata bahari ia berharap pelaku usaha bisa lebih kreatif. Cara yang ditempuh dengan melakukan penataan objek wisata yang bisa dikunjungi saat Covid-19 berakhir.