Banjir Rob Akibatkan Pembudidaya Udang Vaname di Lamsel, Rugi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Udang vaname yang belum waktunya dipanen terpaksa diangkat, harga jualnya bisa lebih murah,” cetusnya.
Petambak lain bernama Hamdani mengaku tambak ada di dekat kanal. Saluran dari sungai Way Sekampung yang dekat muara tersebut terkoneksi ke laut. Imbasnya saat pasang tertinggi air laut mengakibatkan kanal limpas dan masuk ke area tambak. Sistem pengaturan pintu kanal menurutnya kurang efektif karena air masih bisa limpas.

“Kalau pintu air ditutup akan merugikan petambak bagian terdekat dengan laut karena laju rob terbendung,” terangnya.
Sebagai cara meminimalisir kerugian proses pemanenan parsial dilakukan petambak. Hamdani mengaku bisa memanen sekitar dua kuintal per hari saat tambak limpas. Saat limpas udang vaname miliknya berpindah ke saluran cadangan. Saluran cadangan dibuat di area tambak sebelum langsung menuju kanal menghindari kerugian akibat banjir rob.
Saat panen parsial Hamdani mengaku harga udang vaname hanya mencapai Rp45.00 per kilogram. Size 50 atau per kilogram berisi 50 ekor udang termasuk menguntungkan. Namun ia menyebut saat usia tiga bulan waktu panen udang bisa dijual seharga Rp60.000 per kilogram. Meski merugi ia mengaku panen parsial tetap dilakukan menghindari kerugian lebih besar.
Selain merugikan budidaya tambak udang vaname, Hamdani menyebut banjir rob mengganggu mobilitas warga. Meski sempat surut banjir rob kembali naik ke akses jalan penghubung Dusun Umbul Besar ke Dusun Kuala Jaya.