Wanita di Lamsel Berperan dalam Budidaya Rumput Laut-Kerang Hijau
Editor: Makmun Hidayat
Hasil penjualan rumput laut menurutnya akan dibagi untuk modal penanaman rumput laut berikutnya. Sebagian uang penjualan akan digunakan untuk menutup biaya operasional. Sebab upah pekerja yang didominasi wanita akan dibayarkan dengan sistem borongan. Para pekerja akan mendapat upah Rp50.000 dengan waktu kerja hanya sekitar tiga jam.
“Pekerjaan pada sektor usaha budidaya masih bisa menyokong ekonomi dan kaum wanita bisa membantu suami,” terang Juarsih.

Penjualan rumput laut kering jenis spinosum selanjutnya akan dilakukan Juarsih. Jelang Ramadan permintaan rumput laut akan banyak diminta pemilik usaha kuliner didominasi wanita. Perputaran uang dari sektor budidaya menjadikan wanita di wilayah pesisir ikut menjadi penggerak ekonomi. Perputaran bahan baku menjadi olahan kuliner sekaligus memberi sumber usaha baru.
“Kaum wanita yang kreatif bisa mengolah rumput laut menjadi minuman,makanan sehingga menjadi sumber penghasilan,” cetusnya.
Selain sektor budidaya rumput laut, budidaya kerang hijau (Perna viridis) ikut menggerakkan peran kaum wanita pesisir. Murdiun, salah satu wanita di Desa Legundi menyebut budidaya dilakukan oleh laki-laki. Namun paska panen hingga distribusi di pasar tradisional dominan kerap dilakukan kaum wanita. Usai dipanen kerang hijau dibersihkan,direbus dan dikupas untuk dijual.